Mametmethu do au nian manjalo sude angka asi ni rohaM dohot sude hasintongan, angka na binahenMi tu naposoMon (1 Musa 32 : 10 a)

Jumat, 09 September 2016

1 Timotius 1 : 12 - 17

  Khotbah Minggu, 11 September 2016

" Pertobatan yang mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi Tuhan "

Setiap orang yang hidup di dunia ini, pastinya akan diperhadapkan pada 3 masa kehidupan dalam ruang dan waktu. Tiga masa kehidupan itu, kita kenal dengan istilah : YESTERDAY (MASA LALU), TODAY (MASA KINI) SERTA TOMORROW (MASA YANG AKAN DATANG).
Walau setiap orang akan sama-sama berhadapan dengan 3 masa ini, tetapi setiap orang tentu akan berbeda dalam menyikapi ketiga masa/rentetan waktu  tersebut. Paling tidak ada 3 sikap yang berbeda dalam menyikapi rentetan waktu/masa tersebut :

1.       Ada orang yg Terlalu Mementingkan Masa Lalu, Mengabaikan Masa Kini
dan Masa Depan
Konsep pertama dari ketidakseimbangan 3 masa adalah terlalu mementingkan masa lalu dan mengabaikan masa kini dan bahkan masa depan. Hal ini nampak pada pengajaran orangtua pada anak-anaknya. Orangtua selalu mengajarkan kepada anak-anaknya atau berkata kepada orang lain bahwa zaman kuno itu adalah zaman yang paling benar, baik, dll ketimbang masa kini dan masa depan. Sepintas pandangan ini ada benarnya, walau tidak seluruhnya benar sesuai dengan kondisi jaman yang sekarang.
2.       Ada org yg Terlalu Mementingkan Masa Kini, Mengabaikan Masa Lalu dan Masa Depan
Konsep kedua ketidakseimbangan tersebut adalah terlalu mementingkan masa kini, masa bodoh terhadap masa lalu dan masa depan. Konsep ini menjadi tren bagi hampir setiap orang  yang hidup di zaman postmodern ini. Bagi mereka, yang penting adalah menikmati hidup saat ini...
Pemahaman ini menginsyaratkan akan ketidakmengertian manusia akan makna hidup yang seutuhnya karena mereka terlalu berfokus pada kesenangan sesaat
3.       Ada orang yg Terlalu Mementingkan Masa Depan, Mengabaikan Masa Lalu dan Masa Kini
Konsep ketiga tentang ketidakseimbangan ini adalah mementingkan masa depan, sengaja mengabaikan masa lalu dan masa kini. Ambisi yang berlebihan untuk meraih masa depan, secara tidak langsung telah mengabaikan nilai nilai hidup pada masa lalu dan masa kini.  Dari ketiga tipe diatas, yang manakah kita?
Ketiga hal tersebut disatu sisi memang memiliki nilai nilai yang positif, akan tetapi kalau kita menyadari, sesungguhnya ketiga hal diatas lebih banyak memiliki sisi negatifnya.
Lalu bagaimana kita sebagai orang percaya menyikapi 3 masa/ rentetan waktu yang pastinya akan kita
jalani dalam hidup ini ??? Tema minggu ini berbicara tentang PERTOBATAN... Lalu apakah hubungan
antara Pertobatan dengan masa/rentetan waktu sebagaimana yg telah diuraikan sebelumnya?
 Dalam perikop ini, Paulus bersaksi akan perjalanan hidupnya kepada murid rohaninya yang bernama           Timotius.
ADA TIGA BAGIAN PENTING DARI PERIKOP INI YANG MENJADI KESAKSIAN HIDUP PAULUS:
1. Kehidupan Paulus di masa lalu (BACA AYAT 13)
Agak sukar bagi sebagian orang mengungkapkan  masa lalunya yang tidak baik kepada orang lain, bahkan sebisa mungkin, banyak orang berusaha menutup rapat2 masa lalunya yg tidak baik, karena takut di anggap jelek oleh orang lain.. Akan tetapi berbeda halnya dengan PAULUS.
Dalam perikop ini, secara gamblang dia membeberkan masa lalunya kepada Timotius. Paulus dengan jujur mengungkapkan 3 hal yg tidak baik dari sisi masa lalunya. Pertama Paulus mengatakan bahwa ia dulunya adalah seorang penghujat,  Pada kalimat berikutnya, dia tidak hanya menyebut dirinya seorang penghujat, sebab penghujat itu hanya menggunakan kata-kata. Paulus kemudian menyebut dirinya seorang penganiaya karena dia tidak sekedar berkata-kata melainkan dia sudah berbuat. Jadi ada perkataan dan ada perbuatan. Yang terakhir dia katakan bahwa dia seorang yang ganas. Jadi Paulus bukan hanya berkata-kata jahat dan melakukan tindakan jahat tetapi dia melakukannya dengan cara-cara yang sangat ganas.
2. Kehidupan masa kini Paulus (Ayat 14 – 16 JAHA )
Kalau dulu Paulus adalah seorang penghujat, penganiaya dan ganas, sekarang tiga hal itu Tuhan  ubah dengan kalimat “Tuhan menunjukkan seluruh kesabaranNya”  Paulus mengalami benar apa yang disebut kesabaran Allah. Panjang sabarnya Tuhan mengalahkan penganiayaan, penghujatan dan keganasan Paulus. Tidak cukup sampai di situ, Paulus berkata “Justru karena itu aku dikasihani agar dalam diriku ini sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaranNya.”
Panjang sabar memang erat kaitannya dengan kasih.  Panjang sabar bicara tentang waktu dan disiplin. Jadi sementara Tuhan memberikan kita waktu, Tuhan juga ingin mendisiplinkan kita.  Dengan kasihNya yang limpah Dia mengajar kita karena tiap kali kita melakukan hal yang tidak baik, Tuhan beri kita kesempatan yang dibungkus dengan kasihNya sehingga kita memperbaiki diri. Kasih Tuhan itu tidak bisa diukur sebab dimensinya berbeda dengan dimensi waktu yang kita punya.
Dalam kehidupan masa kini Paulus, saat itu Paulus ingin memberi pembelajaran bagi Timotius,  betapa kasih yang luar biasa itu sudah menjadi bagian dari dirinya, melekat dan tak terpisahkan. Paulus ingin semua orang mengalami kasih itu, walaupun melampaui segala akal. Artinya, dengan kemampuan kita yang terbatas ini, kita tidak pernah bisa menjangkau Tuhan serta kasihNya yang tidak terbatas itu. Dari hal tersebut kita belajar satu hal,  Orang mungkin tidak bisa melupakan kesalahan kita di masa lalu, apalagi kalau peristiwa itu membekas kuat di hatinya. Namun Tuhan tidak seperti itu sebab apapun yang terjadi atas kita, kasihNya cukup bagi kita. Hidup dalam kasih Tuhan itu luar biasa dan Paulus ingin hal itu bukan hanya bisa dipahami oleh Timotius tapi Timotius juga mengalami apa yang dialami Paulus.
Dalam ayat 16 Paulus berkata “Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” Dalam hal ini Paulus tidak hanya bicara pada Timotius saja, tapi juga berbicara bagi kita hari ini supaya kita bisa menjadi contoh tentang segala hal baik yang Tuhan kerjakan atas kehidupan di masa lalu. 
3.    Kehidupan masa yang akan datang Paulus
Pengalaman hidup Paulus di masa lalu, itulah yang merubah pola pikirnya dalam melayani pada masa hidupnya yang dijalani pada saat itu dan juga masa yang akan datang setelah masa dari perikop ini. Dalam hal ini, Paulus berkomitmen untuk menyambut masa depannya untuk lebih bergiat lagi dalam melakukan pekerjaan2 pelayanan untuk kemuliaan nama Tuhan. Tema kita hari ini mengatakan “ Pertobatan mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Paulus dalam kurun waktu masa lalu, masa kini dan masa depannya telah menunjukkan pertobatan yang sesungguhnya. Dan pertobatan yang ia tunjukkan telah mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Lalu, bagaimana dengan kita orang percaya yang hidup saat ini ? Adakah masa lalu kita penuh dengan kemunafikan, Adakah masa lalu kita penuh dengan perbuatan2 yang tidak menyenangkan hati Tuhan?
Saat ini firman Tuhan menyuarakan pertobatan bagi kita, Pertobatan /metanoia senantiasa dirindukan oleh Tuhan dari setiap orang yang percaya kepadaNya. Lalu pertobatan seperti apa yang perlu kita tunjukkan ??? Tentu ada banyak hal yang perlu dibaharui dalam kehidupan kita, Ada banyak hal yang Tuhan ingin kita rubah dalam kehidupan kita. Perubahan itu mencakup banyak hal : Perkataan, Perbuatan, paradigma, dll.
Saat ini Tuhan rindu agar kita mau merobah diri, bertobat dr tabiat tabiat lama yang tidak berkenaan dihati Tuhan. Bagaimanapun masa lalu kita, Tuhan tidak akan pernah memperhitungkan itu lagi, asalkan kita mau merobah sikap di masa kini, dan menunjukkan perobahan sikap yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Masa kini harus lebih baik dari masa lalu, dan masa yang akan datang harus jauh lebih baik lagi dari masa kini.
Adakah hati kita tergerak untuk menyenangkan hati Tuhan ?? Tunjukkanlah pertobatan yang nyata, karena pertobatan sesungguhnya akan mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar