Khotbah Minggu, 11 September 2016
" Pertobatan yang mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi Tuhan "
Setiap orang
yang hidup di dunia ini, pastinya akan diperhadapkan pada 3 masa kehidupan
dalam ruang dan waktu. Tiga masa kehidupan itu, kita kenal dengan istilah : YESTERDAY
(MASA LALU), TODAY (MASA KINI) SERTA TOMORROW (MASA YANG AKAN DATANG).
Walau setiap
orang akan sama-sama berhadapan dengan 3 masa ini, tetapi setiap orang tentu akan
berbeda dalam menyikapi ketiga masa/rentetan waktu tersebut. Paling tidak ada 3 sikap yang
berbeda dalam menyikapi rentetan waktu/masa tersebut :
1.
Ada orang yg Terlalu Mementingkan Masa Lalu,
Mengabaikan Masa Kini
dan Masa Depan
Konsep pertama dari
ketidakseimbangan 3 masa adalah terlalu mementingkan masa lalu dan mengabaikan
masa kini dan bahkan masa depan. Hal ini nampak pada pengajaran orangtua pada
anak-anaknya. Orangtua selalu mengajarkan kepada anak-anaknya atau berkata
kepada orang lain bahwa zaman kuno itu adalah zaman yang paling benar, baik,
dll ketimbang masa kini dan masa depan. Sepintas pandangan ini ada benarnya,
walau tidak seluruhnya benar sesuai dengan kondisi jaman yang sekarang.
2.
Ada org yg Terlalu Mementingkan Masa Kini, Mengabaikan
Masa Lalu dan Masa Depan
Konsep kedua ketidakseimbangan
tersebut adalah terlalu mementingkan masa kini, masa bodoh terhadap masa lalu
dan masa depan. Konsep ini menjadi tren bagi hampir setiap orang yang hidup di zaman postmodern ini. Bagi
mereka, yang penting adalah menikmati hidup saat ini...
Pemahaman ini menginsyaratkan akan
ketidakmengertian manusia akan makna hidup yang seutuhnya karena mereka terlalu
berfokus pada kesenangan sesaat
3.
Ada orang yg Terlalu Mementingkan Masa Depan,
Mengabaikan Masa Lalu dan Masa Kini
Konsep ketiga tentang
ketidakseimbangan ini adalah mementingkan masa depan, sengaja mengabaikan masa
lalu dan masa kini. Ambisi yang berlebihan untuk meraih masa depan, secara
tidak langsung telah mengabaikan nilai nilai hidup pada masa lalu dan masa
kini. Dari ketiga tipe diatas, yang
manakah kita?
Ketiga hal tersebut disatu sisi
memang memiliki nilai nilai yang positif, akan tetapi kalau kita menyadari,
sesungguhnya ketiga hal diatas lebih banyak memiliki sisi negatifnya.
Lalu bagaimana
kita sebagai orang percaya menyikapi 3 masa/ rentetan waktu yang pastinya akan
kita
jalani dalam
hidup ini ??? Tema minggu ini berbicara tentang PERTOBATAN... Lalu apakah hubungan
antara Pertobatan
dengan masa/rentetan waktu sebagaimana yg telah diuraikan sebelumnya?
Dalam perikop
ini, Paulus bersaksi akan perjalanan hidupnya kepada murid rohaninya yang
bernama Timotius.
ADA TIGA
BAGIAN PENTING DARI PERIKOP INI YANG MENJADI KESAKSIAN HIDUP PAULUS:
1. Kehidupan Paulus
di masa lalu (BACA AYAT 13)
Agak sukar bagi sebagian orang
mengungkapkan masa lalunya yang tidak
baik kepada orang lain, bahkan sebisa mungkin, banyak orang berusaha menutup
rapat2 masa lalunya yg tidak baik, karena takut di anggap jelek oleh orang
lain.. Akan tetapi berbeda halnya dengan PAULUS.
Dalam perikop ini, secara gamblang
dia membeberkan masa lalunya kepada Timotius. Paulus dengan jujur mengungkapkan
3 hal yg tidak baik dari sisi masa lalunya. Pertama Paulus mengatakan bahwa ia
dulunya adalah seorang penghujat, Pada
kalimat berikutnya, dia tidak hanya menyebut dirinya seorang penghujat, sebab
penghujat itu hanya menggunakan kata-kata. Paulus kemudian menyebut dirinya
seorang penganiaya karena dia tidak sekedar berkata-kata melainkan dia sudah
berbuat. Jadi ada perkataan dan ada perbuatan. Yang terakhir dia katakan bahwa
dia seorang yang ganas. Jadi Paulus bukan hanya berkata-kata jahat dan
melakukan tindakan jahat tetapi dia melakukannya dengan cara-cara yang sangat
ganas.
2. Kehidupan masa
kini Paulus (Ayat 14 – 16 JAHA )
Kalau dulu Paulus adalah seorang penghujat, penganiaya dan ganas,
sekarang tiga hal itu Tuhan ubah dengan
kalimat “Tuhan menunjukkan seluruh kesabaranNya” Paulus mengalami benar apa yang disebut
kesabaran Allah. Panjang sabarnya Tuhan mengalahkan penganiayaan, penghujatan
dan keganasan Paulus. Tidak cukup sampai di situ, Paulus berkata “Justru karena
itu aku dikasihani agar dalam diriku ini sebagai orang yang paling berdosa, Yesus
Kristus menunjukkan seluruh kesabaranNya.”
Panjang sabar memang erat kaitannya dengan kasih. Panjang sabar bicara tentang waktu dan
disiplin. Jadi sementara Tuhan
memberikan kita waktu, Tuhan juga ingin mendisiplinkan kita. Dengan kasihNya yang limpah Dia mengajar kita
karena tiap kali kita melakukan hal yang tidak baik, Tuhan beri kita kesempatan
yang dibungkus dengan kasihNya sehingga kita memperbaiki diri. Kasih Tuhan itu
tidak bisa diukur sebab dimensinya berbeda dengan dimensi waktu yang kita
punya.
Dalam kehidupan masa kini Paulus, saat itu Paulus ingin memberi
pembelajaran bagi Timotius, betapa kasih
yang luar biasa itu sudah menjadi bagian dari dirinya, melekat dan tak
terpisahkan. Paulus ingin semua orang mengalami kasih itu, walaupun melampaui
segala akal. Artinya, dengan kemampuan kita yang terbatas ini, kita tidak
pernah bisa menjangkau Tuhan serta kasihNya yang tidak terbatas itu. Dari hal
tersebut kita belajar satu hal, Orang
mungkin tidak bisa melupakan kesalahan kita di masa lalu, apalagi kalau
peristiwa itu membekas kuat di hatinya. Namun Tuhan tidak seperti itu sebab
apapun yang terjadi atas kita, kasihNya cukup bagi kita. Hidup dalam kasih
Tuhan itu luar biasa dan Paulus ingin hal itu bukan hanya bisa dipahami oleh
Timotius tapi Timotius juga mengalami apa yang dialami Paulus.
Dalam ayat 16 Paulus berkata “Dengan demikian
aku menjadi contoh bagi
mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.”
Dalam hal ini Paulus tidak hanya bicara pada Timotius saja, tapi juga
berbicara bagi kita hari ini supaya kita bisa menjadi contoh tentang
segala hal
baik yang Tuhan kerjakan atas kehidupan di masa lalu.
3.
Kehidupan masa yang akan datang Paulus
Pengalaman hidup Paulus di masa
lalu, itulah yang merubah pola pikirnya dalam melayani pada masa hidupnya yang
dijalani pada saat itu dan juga masa yang akan datang setelah masa dari perikop
ini. Dalam hal ini, Paulus berkomitmen untuk menyambut masa depannya untuk
lebih bergiat lagi dalam melakukan pekerjaan2 pelayanan untuk kemuliaan nama
Tuhan. Tema kita hari ini mengatakan “ Pertobatan mendatangkan sukacita dan
kemuliaan bagi nama Tuhan. Paulus dalam kurun waktu masa lalu, masa kini dan
masa depannya telah menunjukkan pertobatan yang sesungguhnya. Dan pertobatan
yang ia tunjukkan telah mendatangkan sukacita dan kemuliaan bagi nama Tuhan. Lalu,
bagaimana dengan kita orang percaya yang hidup saat ini ? Adakah masa lalu kita
penuh dengan kemunafikan, Adakah masa lalu kita penuh dengan perbuatan2 yang
tidak menyenangkan hati Tuhan?
Saat ini firman Tuhan menyuarakan
pertobatan bagi kita, Pertobatan /metanoia senantiasa dirindukan oleh Tuhan
dari setiap orang yang percaya kepadaNya. Lalu pertobatan seperti apa yang
perlu kita tunjukkan ??? Tentu ada banyak hal yang perlu dibaharui dalam
kehidupan kita, Ada banyak hal yang Tuhan ingin kita rubah dalam kehidupan
kita. Perubahan itu mencakup banyak hal : Perkataan, Perbuatan, paradigma, dll.
Saat ini Tuhan rindu agar kita mau
merobah diri, bertobat dr tabiat tabiat lama yang tidak berkenaan dihati Tuhan.
Bagaimanapun masa lalu kita, Tuhan tidak akan pernah memperhitungkan itu lagi,
asalkan kita mau merobah sikap di masa kini, dan menunjukkan perobahan sikap
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Masa kini harus lebih baik dari
masa lalu, dan masa yang akan datang harus jauh lebih baik lagi dari masa kini.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar