HAMBA TUHAN MENJADI
TERANG BAGI BANGSA - BANGSA
Yesaya 42 : 1 - 9
Tema Minggu ini menyoroti tentang “
Hamba Tuhan “, yang dalam bahasa Ibrani disebut : “ EBED YAHWE “, dan dalam
bahasa Yunani disebut : “ Doulos “. Kata Ebed Yahwe disebutkan oleh Yesaya dalam
4 Pasal, yaitu Pasal 42, 49, 50 dan 52. Hamba
Tuhan atau Ebed Yahwe yang dipaparkan oleh Yesaya disini menghunjuk kepada
Mesias yang digenapi ratusan tahun kemudian dalam diri Yesus Kristus. Hamba Tuhan
yang dimaksud Yesaya disini adalah sosok Hamba yang kepadaNya Allah berkenaan.
Kehadiran sang Ebed Yahwe ini diyakini
oleh Yesaya akan menjadi solusi dalam keterpurukan yang dialami oleh bangsa
Israel yang terbuang saat itu. Gambaran keterpurukan Israel pada saat itu dan
orang percaya pada saat ini, di ayat 3 digambarkan ibarat “ buluh yang patah
terkulai “ dan “ sumbu yang pudar
nyalanya “.
Buluh adalah sejenis tumbuhan
seperti alang-alang yang tumbuh liar yang sangat umum di sepanjang tepi sungai
di Israel. Seseorang dapat menemukan ribuan bahkan puluhan ribu alang-alang.
Buluh yang patah sangat lumrah untuk dibuang karena selain tidak berharga sama
sekali, sekaligus menjadi tidak berguna sama sekali. Buluh yang patah dan yang
tidak berguna itulah gambaran dari orang percaya, yang karena keberdosaannya
layak untuk dibuang. Namun di ayat 3 ini dikatakan bahwa : “ Buluh yang patah
terkulai tidak akan diputuskanNya “, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan
dipadamkan, namun masih bisa dipakai. Begitulah gambaran manusia yang walau
sesungguhnya ibarat sumbu yang pudar nyalanya, tetap akan dipakai Tuhan menjadi
terang bagi orang disekitarnya.
Kehadiran sang Ebed Yahwe yang
dinubuatkan oleh Yesaya disini kelak akan menjadi sosok pembaharu dan penyelamat
dan menjadi terang bagi bangsa bangsa yang telah hidup dalam kegelapan duniawi.
Bandingkan ayat 6 : “ "Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud
penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia,
menjadi terang untuk bangsa-bangsa. Ayat 6 tersebut adalah
misi sang Ebed Yahwe ditengah dunia ini, namun sekaligus juga menjadi misi
setiap orang percaya, karena semua orang percaya adalah hamba Tuhan yang diutus
ditengah-tengah dunia ini menjadi saksiNya, menjadi garam dan terang bagi isi
dunia ini.
Tema kita minggu ini adalah : Hamba
Tuhan menjadi terang bagi bangsa-bangsa. Apa arti menjadi terang bagi
bangsa-bangsa berdasarkan nubuatan Yesaya dalam perikop ini ?
Dari apa yang dinubuatkan Yesaya
dalam perikop ini, menjadi terang bagi bangsa-bangsa memiliki dua (2) arti,
yakni :
1. Terang bagi orang lain
Yesaya
42:7, “untuk membuka mata yang
buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang
duduk dalam gelap dari rumah penjara.”. Menjadi terang berarti ada bagi pihak
lain dan bukan untuk dirinya sendiri. Sama seperti fungsi menara mercusuar.
Mercusuar ada untuk menerangi, menunjukkan dan membimbing kapal yang sedang
berlayar disekitarnya agar tidak menabrak karang yang dapat membuat kapal
menjadi karam. Maka hamba Tuhan yang menjadi terang bagi bangsa berarti
menyadari bahwa kita ada bagi orang lain dan berperan sebagai petunjuk dan
pembimbing agar mereka dapat mengenal dan memuliakan Tuhan (Mat 5:16).
2. Terang berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran
Irenaeus mengatakan Gloria
Dei vivens homo vivens (kemuliaan Allah adalah kehidupan manusia yang
sepenuhnya). Kalimat ini mau mengingatkan bahwa ketika kita memperjuangkan
kehidupan manusia yang manusiawi, itulah saat Tuhan dimuliakan. Hal ini yang
juga ditekankan di dalam Yesaya 42:7. Oleh sebab itu, menjadi terang berarti
berjuang bagi kebaikan, keadilan dan kebenaran yang memanusiakan manusia, pada
saat itulah kita sedang memuliakan Allah.
Bagaimana
memperjuangkan kebaikan, keadilan dan kebenaran dalam kehidupan? Maka mulailah
dari hal yang sederhana salah satunya adalah pada saat berbelanja terkait
dengan hobi menawar harga semurah mungkin. Mampukah kita memanusiakan manusia,
memperjuangkan kebaikan, keadilan dan kebenaran dengan cara membeli dengan
harga yang wajar? Dengan pedagang di pasar tradisional, pedagang keliling kita
menawar harga supaya bisa berkurang seribu, dua ribu sekuat tenaga, padahal
ketika belanja di supermarket yang harganya jauh lebih mahal kita membeli tanpa
menawar.
Yesaya mencatat kita dipanggil menjadi terang bagi
bangsa-bangsa, yang berarti bahwa jadilah terang dalam keutuhan hidup
sehari-hari di segala aspek dan bukan cuma di gereja. Jadi terang di gereja itu
baik, tetapi jangan jatuh dalam keasyikan di gereja dan lupa dengan panggilan
menjadi terang bagi bangsa. Maka jadilah terang ketika kita berelasi dengan
tetangga, dengan mereka yang berbeda agama, dengan sanak saudara, dengan rekan
bisnis, dan dengan semua orang yang kita jumpai dalam kehidupan.
Jadilah terang! Terangilah dunia dengan terang yang
bersumber dari Sang Terang Dunia. Supaya banyak orang dapat Mengenal dan Datang
kepada Sang Terang. Tuhan beserta kita. Amin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar